====================
"It's who you are and the way you live that count before God. Your worship must engage your spirit in the pursuit of truth. That's the kind of people the Father is out looking for: those who are simply and honestly themselves before him in their worship." [The Message (MSG)]
Apa yang terlintas di pikiran anda ketika mendengar kata 'penyembah-penyembah yang benar'? Sebagian besar orang akan segera membayangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas bermusik dan bernyanyi dalam memanjatkan pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Tim musik di gereja, WL (Worship Leader), singers/choirs, mungkin itu tepatnya yang langsung terlintas dipikiran kita ketika mendengar istilah ini. Apalagi ada sebuah kelompok musik rohani yang sangat terkenal sejak tahun 1996 dan terus berjalan dari satu generasi ke generasi berikutnya bernama True Worshippers. Menghubungkan kata penyembah yang benar dengan aktivitas menyampaikan pujian-penyembahan lewat lagu dan musik tentu tidak salah. Tapi apakah kata penyembah hanya secara sempit mengacu kepada kegiatan ini? Satu lagi pertanyaannya, apakah ada istilah bahwa kita terlalu muda atau belum siap untuk menjadi penyembah-penyembah yang benar? Hari ini saya rindu mengajak teman-teman untuk melihat pandangan Kerajaan Allah akan hal ini.
Mari kita lihat sebuah ayat yang tidak asing lagi bagi kita dimana kata penyembah-penyembah benar ini disebutkan. "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian." (Yohanes 4:23). Dalam versi BIS dikatakan: "Tetapi waktunya akan datang, malahan sudah datang, bahwa dengan kuasa Roh Allah orang-orang akan menyembah Bapa sebagai Allah yang benar seperti yang diinginkan Bapa." Atau dalam bahasa Inggrisnya, "...true (genuine) worshippers will worship Father in spirit and in truth (reality)..." (English AMP). Dari sini kita bisa melihat bahwa penyembah-penyembah yang benar alias true worshippers itu adalah orang-orang yang menyembah Bapa sebagai Allah yang benar baik dalam spirit (roh) maupun kebenaran, alias in truth atau reality. Reality, atau realitas berbicara mengenai kehidupan kita sehari-hari, sehingga lebih dari sekedar menyanyikan pujian-penyembahan, seorang penyembah yang benar akan memperhatikan betul kehidupannya di tengah masyarakat sehari-hari, baik di rumah, kantor, sekolah, kampus, warung, ketika hangout bersama teman-teman dan lain sebagainya. Seorang penyembah yang benar akan mencerminkan kebenaran tentang Allah baik ketika tengah berada ditengah keramaian, bersama orang lain atau ketika sendirian. Disaat seperti inilah kita bisa membuktikan apakah karakter, gaya hidup, sikap dan tingkah laku atau gaya bicara bahkan integritas kita sudah mencerminkan Tuhan yang kita sembah atau belum.
Mari kita lihat satu versi lagi dari versi The Message. Disana ayat Yohanes 4:23 ini dikatakan sebagai berikut: "It's who you are and the way you live that count before God. Your worship must engage your spirit in the pursuit of truth. That's the kind of people the Father is out looking for: those who are simply and honestly themselves before him in their worship." Perhatikan kata yang dicetak tebal: "It's who you are and the way you live that count before God." Bukan merdunya suara kita, bukan keindahan lagu dan aransemen, bukan tangisan, teriakan atau pengakuan-pengakuan secara lisan saja, bukan pula berapa besar uang yang kita kasih, apa yang bisa kita capai, kehebatan kita, kekuatan kita dan sebagainya, tapi apa yang penting ternyata adalah "who we are and the way we live". Siapa diri kita dan bagaimana cara kita hidup. Itulah yang akan menunjukkan apakah kita sudah merupakan penyembah-penyembah yang benar atau belum. A true worshipper is the one who has his spirit engaged/attached in the pursuit of truth. Orang-orang yang menghidupi kebenaran Tuhan dalam segala sesuatu yang dilakukan sehari-hari. Orang yang hidupnya sesuai dengan kemauan Tuhan, kemauan dari "Yang Disembah". Itulah sosok penyembah benar yang sejati.
Selanjutnya, adakah alasan bagi kita bahwa kita masih terlalu muda untuk menjadi penyembah yang benar? Tentu saja tidak. Alkitab sudah menegaskan: "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12). Secara spesifik ayat ini tertulis dalam surat Paulus yang ditujukan untuk mempersiapkan Timotius menjadi hamba Tuhan yang hebat sejak masa mudanya, tapi inipun berlaku bagi kita semua, terutama anak-anak muda. Perhatikan bahwa keteladanan dalam segala sisi kehidupan bukan saja merupakan kewajiban dari orang-orang tua atau dewasa, tetapi juga harus diadopsi dan diaplikasikan oleh anak-anak muda. Singkatnya, anak muda pun bisa menjadi teladan yang bersinar terang bagi orang-orang yang berusia lebih dari mereka.
Dalam surat kepada jemaat Roma, Paulus mengatakan demikian: "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1). Lihatlah bawha ibadah yang sejati di mata Tuhan bukanlah ibadah rutin kita setiap hari Minggu atau aktivitas-aktivitas peribadatan lainnya, tapi justru seluruh diri kita sendiri. Seluruh hidup kita, our whole-selves yang kudus dan berkenan, dalam bersinggungan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari atau ketika kita sedang sendirian. Seperti itulah ibadah yang sejati di mata Tuhan, seperti itulah sikap seorang yang menyembah Tuhan dengan benar. That's the spirit of a true worshipper. Jika demikian, mari kita pertanyakan diri kita hari ini: sudahkah kita menjadi penyembah-penyembah yang benar? Kenyataannya lebih banyak orang yang lebih tertarik menjadi 'true gossipers' ketimbang true worshippers. Kita tidak akan pernah bisa membuat perbedaan-perbedaan menuju ke arah yang lebih baik sebelum kita berubah menjadi sosok penyembah yang benar. We can't never make a change, menjadi terang dan garam di dunia sebelum kita memperhatikan sikap dan gaya hidup kita. Sebelum kita berharap lebih banyak, mari pastikan terlebih dahulu diri kita sebagai penyembah yang benar.
The time has come when what we're called and where we go to worship don't matter anymore. It's who we are and the way we live that count before God
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
No comments:
Post a Comment